CARA MENILAI AUTORITAS
Apa yang harus dilakukan bila seseorang sedang menghadapi kenyataan bahwa
pendapat berbagai autoritas itu berbeda? Yang dapat dilakukan adalah
membandingkan autoritas itu, mengadakan evaluasi atas pendapat tersebut untuk
menemukan suatu pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menilai suatu
autoritas, penulis dapat memilih beberapa cara pokok sebagai berikut :
a. Tidak Mengandung
Prasangka
Tidak mengandung prasangka artinya pendapat disusun
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada
hasil eksperimen yang dilakukannya. Pengertian tidak mengandung prasangka yaitu
autoritas tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data eksperimennya.
Untuk mengetahui apakah autoritas tidak memperoleh
keuntungan pribadi dari pendapat atau kesimpulannya, penulis harus
memperhatikan apakah autoritas mempunyai interes yang khusus; apakah dia
berafiliasi dengan sebuah ideologi yang menyebabkan selalu condong kepada
ideologi. Bila faktor itu mempengaruhi autoritas maka pendapatnya dianggap
suatu pendapat yang objektif.
b. Pengalaman
dan Pendidikan Autoritas
Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan
autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang
diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli.
Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi
hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.
c. Kemashuran
dan Prestise
Faktor ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti
apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya
sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.
Apakah ahli menyertakan pendapatnya dengan fakta yang menyakinkan.
d. Koherensi
dengan Kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan
autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan
pendapat sikap terakhir dalam bidang itu. Untuk memperlihatkkan bahwa penulis
benar-benar siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan, jangan
berdasarkan pada satu autoritas saja, maka hal itu memperlihatkan bahwa penulis
kurang menyiapkan diri.
SILOGISME KATEGORIAL
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan
kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang
kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi
predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang
menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle
term).
Contoh:
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Aksia adalah tumbuhan (premis minor).
∴ Aksia membutuhkan air
(Konklusi)
Hukum-hukum Silogisme Katagorik.
Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus
partikular juga.
Contoh:
Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor).
Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor).
∴ Sebagian makanan tidak halal dimakan
(konklusi).
Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus
negatif juga.
Contoh:
Semua korupsi tidak disenangi (mayor).
Sebagian pejabat korupsi (minor).
∴ Sebagian pejabat tidak disenangi
(konklusi).
Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil
kesimpulan.
Contoh:
Beberapa politikus tidak jujur (premis 1).
Bambang adalah politikus (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka
kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin
tidak jujur (konklusi).
Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil
kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua
proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya
positif.
Contoh:
Kerbau bukan bunga mawar (premis 1).
Kucing bukan bunga mawar (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak mempunyai kesimpulan
Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah
diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah
dingin. Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.
Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada
pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.
Contoh:
Kerbau adalah binatang.(premis 1)
Kambing bukan kerbau.(premis 2)
∴ Kambing bukan binatang.
SILOGISME HIPOTETIK
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi
hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat)
macam tipe silogisme hipotetik:
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Jika hujan saya naik becak.(mayor)
Sekarang hujan.(minor)
∴ Saya naik becak (konklusi).
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
Jika hujan, bumi akan basah (mayor).
Sekarang bumi telah basah (minor).
∴ Hujan telah turun (konklusi)
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka
kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
∴ Kegelisahan tidak akan timbul.
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan
gelisah.
Pihak penguasa tidak gelisah.
∴ Mahasiswa tidak turun ke jalanan.
Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik
jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting
menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan
yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B,
maka hukum silogisme hipotetik adalah:
Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.
SILOGISME ALTERNATIF
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa
proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif
yang lain.
Contoh:
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung.
∴ Jadi, Nenek Sumi tidak berada di
Bogor.
ENTIMEN
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contoh entimen:
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itberhak menerima hadi