Rabu, 29 Desember 2010

Agama dah Masyarakat

1. Fungsi Agama



Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia, antara lain adalah :
  • Karena agama merupakan sumber moral
  • Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
  • Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
  • Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala duka.
Manusia sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, serta tidak mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah dalam Q. S. al-Nahl (16) : 78
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dia menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi sedikit di antara mereka yang mensyukurinya.
Dalam keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya. Godaan dan rayuan daridalam diri manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu
  • Godaan dan rayuan yang berysaha menarik manusia ke dalam lingkungan kebaikan, yang menurut istilah Al-Gazali dalam bukunya ihya ulumuddin disebut dengan malak Al-hidayah yaitu kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada hidayah ataukebaikan.
  • Godaan dan rayuan yang berusaha memperdayakan manusia kepada kejahatan,yang menurut istilah Al-Gazali dinamakan malak al-ghiwayah, yakni kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada kejahatan
Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu membimbing manusia kejalan yang baik dan menghindarkan manusia dari kejahatan atau kemungkaran.
Fungsi Agama Kepada Manusia
Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang dihuraikan di bawah:
- Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
Agama dikatankan memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia sentiasanya memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWTdan setiap manusia harus menaati Allah SWT
-Menjawab pelbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
Sesetangah soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat  menarik dan untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalan-soalan ini.
- Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.
Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama, malah tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
– Memainkan fungsi kawanan sosial.
Kebanyakan agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kod etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi kawanan sosial
Fungsi Sosial Agama
Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif atau pengaruh yang menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor).
Pembahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada dua hal yaitu agama sebagai faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi masyarakat.
Fungsi Integratif Agama
Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.
Fungsi Disintegratif Agama.
Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain

Study Kasus 
INILAH.COM, Kuningan - Rencana penggusuran tempat ibadah Jemaat Ahmadiyah di desa Manis Lor kecamatan Jalaksana,yang akan dilakukan Pemerintah Daerah kabupaten Kuningan, Jawa Barat, sepertinya tidak akan mudah dilakukan. Sebab, mereka nekat untuk bertahan dan melawan.
"Pihak Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kuningan sangat tidak bijak mengapa tempat kami beribadah akan ditutup, kegiatan Jemaat Ahmadiyah di tempat tersebut bukan maksiat," kilah Sekertaris Umum Jemaat Ahamdiyah Kuningan, Nurahim kepada wartawan di Kuningan, Rabu (28/7).

Jemaat ahmadiyah, menurut dia, merupakan penduduk asli bukan pendatang. Bahkan, selama bertahun-tahun kelompoknya tidak pernah mengganggu umat lain, ajaran yang dianut sesuai dengan Islam. Karena itu, pihaknya meminta diberikan kebebasan, sehingga tidak ada kekerasan.

"Bentrokan yang terjadi pagi tadi akibat arogannya Satuan Polisi Pamong Praja juga pihak kepolisian, jika mereka terlebih dahulu mengadakan pemberitahuan Jema'at Ahmadiyah akan mundur dan berdamai, namun mereka datang seakan-akan kami penjahat," tuturnya.

"Sampai kapanpun semua Jema'at Ahmadiyah akan tetap mempertahankan haknya sebagai warga negara yang memiliki kebebasan menjalankan ajaran agama, meski saat ini kelompoknya merupakan minoritas, namun semua sudah siap menghadapi segala resiko yang akan dihadapi," paparnya.

Ajaran Ahmadiyah, Nurahim melanjutkan, sudah puluhan tahun hidup di desanya. Ia juga mengaku, dirinya merupakan keturunan kedua penganut Jemaat Ahmadiyah. Setiap menjelang datang bulan suci Ramadhan pasti Organisasi Masyarakat tertentu selalu menekan untuk membubarkan segala kegiatan apapun dalam masjid.

"Semua anggota yang ada di desa Manis Lor berjumlah kurang dari 3000 anggota, sebagaian dari mereka menyebar ke Jakarta dan Bandung untuk mencari penghasilan yang halal, jika mereka dibutuhkan akan segera datang membela kelompok teraniaya," ujarnya.

Nurahim menambahkan, dalam meneyelasikan masalah mereka, pihak Pemda Kuningan telah memanggilnya melalui Asda I di balai desa setempat, dan akhirnya bertemu Bupati pada 8 Juli kemarin. Hasilnya Jemaat Ahmadiyah harus segera menutup tempat kegiatan ibadah tersebut.

"Mestinya Pemerintah Daerah sebagai lembaga resmi, kenapa memanggil Jemaat Ahmadiyah hanya melalui lisan saja, coba secara resmi dengan surat undangan, mereka sudah terlatih, terdidik dalam menyelesaikan masalah, perkara datang dan tidak terhadap undangan terserah kami," keluhnya.

Sementara itu Bupati Kuningan Aang Hamid Suganda menegaskan, pihaknya akan melakukan penutupan setelah situasi aman dan kondusif juga menunggu keputusan dari Kementerian Agama. Ia mengharapkan semua pihak dapat menahan diri jangan sampai terjadi hal buruk yang dapat merugikan.

"Pihak Pemerintah Daerah kabupaten Kuningan menunggu hasil keputusan pusat, selama ini pendekatan terhadap mereka sering diupayakan, misalnya di persilakan datang ke Pendopo untuk berdialog pada tanggal 8 Juli lalu, meskipun hasilnya belum maksimal," tandas Aang

Opini 
Dari study kasus di atas sudah manyatakan bahwa rasa keagamaan di negara kita ini sudah berkurang, seharusnya pemerintah daerah tidak melakukan hal tersebut, karena bukan hanya sebagai tempat ibadah tetapi Jema'at Ahmadiyah sudah merupakan rumah masyarakat setempat, warga pantas saja memberontak dan tidak akan tinggal diam,, maka dari itu untuk pemerintah setempat haruslah bijaksana dalam mengambil keputusan tidak dengan penggusuran tempat ibadah tersebut.

Sumber
http://wikipedia.com
http://forum.detik.com


2. Pelembagaan Agama 


Pelembagaan agama
Tiga tipe kaitan agama dengan masyarakat:
a. masyarakat dan nilai-nilai sacral
b. masyarakat-masyarakat praindustri yang sedang berkembang
c. masyarakat-masyarakat industri sekuler
Pelembagaan agama
Pelembagaan agama adalah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi struktur agama. Dimensi ini mengidentifikasikan pengaruh-pengaruh kepercayaan di dalam kehidupan sehari-hari.
Agama, konflik dan masyarakat
Upacara-upacara yang bernuansa agama suku bukannya semakin berkurang tetapi kelihatannya semakin marak di mana-mana terutama di sejumlah desa-desa.
Misalnya saja, demi pariwisata yang mendatangkan banyak uang bagi para pelaku pariwisata, maka upacara-upacara adat yang notabene adalah upacara agama suku mulai dihidupkan di daerah-daerah. Upacara-upacara agama suku yang selama ini ditekan dan dimarjinalisasikan tumbuh sangat subur. Anehnya sebab bukan hanya orang yang masih tinggal di kampung yang menyambut angin segar itu dengan antusias tetapi ternyata orang yang lama tinggal di kotapun menyambutnya dengan semangat membara. Misalnya pemilihan hari-hari tertentu yang diklaim sebagai hari baik untuk melaksanakan suatu upacara. Hal ini semakin menarik sebab mereka itu pada umumnya merupakan pemeluk yang “ fanatik” dari salah satu agama monoteis bahkan pejabat atau pimpinan agama. Jadi pada jaman sekarang pun masih banyak sekali hal yang menghubungkan agama dengan kepercayaan-kepercayaan seperti itu sehingga bisa menimbulkan konflik bagi masyarakat itu sendiri.

Study Kasus 
Waktu saya kecil dulu, saya diajarkan oleh guru-guru dan juga lingkungan bahwa setiap individu hendaknya memeluk dan menjalankan sebuah agama (yg diakui pemerintah). Mengapa? Karena dengan beragama kita percaya pada Tuhan dan orang yang percaya pada Dia adalah orang-orang baik. Hmm.. tidak ada yang salah dengan anggapan itu dan saya juga kira hal itu benar tentunya.
Saya tumbuh besar dengan orang tua yang berbeda agama, waktu kecil saya pernah sedikit “belajar” sholat dari bapak saya. Tapi karena bapak lebih sering berada di laut dan ibu menyekolahkan saya di sekolah katolik, saya memutuskan untuk menjadikan katolik sebagai agama saya. Saya belajar menjadi orang katolik dari lingkungan yang ada dan juga mencoba mengenal apa itu katolik sendiri.
Seiringnya perjalanan waktu, saya tumbuh dewasa dengan pergaulan yang lebih luas. Berkomunikasi dan berdiskusi dengan kawan tentang apa sebetulnya iman dan agama itu. Mungkin saya yang secara sukarela untuk “salah pergaulan” bergabung dengan orang-orang yang kecewa terhadap agama, tidak lagi percaya sepenuhnya terhadap ajaran yang katanya “dibuat” oleh Tuhan.
Saya pribadi mengalami kekecewaan pada agama, karena penyalahgunaan yang dilakukan manusia terhadap agama-agama itu sendiri. Tidak akan pernah hilang dari ingatan kita, bagaimana Vatican merestui penjajahan yang dilakukan oleh Spanyol dan Portugis di dunia baru ataupun para kardinal yang menggunakan berbagai cara untuk mengamankan kekuasaan mereka di jaman abad pertengahan di Eropa.
Belum lagi pengkastaan yang terjadi dalam agama hindu, walau seharusnya setiap manusia ada dalam posisi yang sama di mata Tuhan. Tak bisa kita ingkari juga, bagimana banyak kaum muslim ekstrim yang sebetulnya minoritas itu membuat keonaran dan penderitaan dengan mengatasnamakan Tuhan sebagai alasan mereka.
Saya belajar bahwa orang yang percaya Tuhan adalah orang yang cinta damai dan saling mengasihi. Namun kenyataan yang terjadi adalah sebaliknya, agama menjadi alasan untuk menyakiti orang yang tak bersalah, agama menjadi dasar bagi kita untuk membenci orang lain yang tak sejalan dengan kita. Lalu dimanakah agama yang menyejukkan dan memberikan kita ketenangan jiwa itu?
Saya menjadi tidak percaya lagi sepenuhnya pada agama, bahwa agama mendekatkan diri kita pada Tuhan. Saya sadar bahwa kalau ada gedung yang kotor karena coret-coretan, bukan berarti kita harus menghancurkan dan membangunnya lagi untuk mendapatkan gedung yang kembali bersih. Tapi saya pribadi terlalu kecewa terhadap agama. Mungkin ini saatnya saya meruntuhkan apa yang saya pahami tentang Tuhan dan agamanya, kemudian membangun kembali pondasi yang kuat dan baik sehingga saya bisa belajar dari awal lagi tentang Tuhan yang sejati dan terlepas dari konsep-konsep yang dibuat agama.
Ya, saya masih seorang katolik, namun saya bukan lagi seorang katolik. Biarlah orang-orang lain menilai saya seorang yang kafir atau orang yang tidak berbudi. Namun saya hanyalah seorang yang rindu untuk mengenal Tuhan yang sejati, saya ingin belajar untuk mengenal Tuhan yang memberikan kedamaian bagi orang yang menyandarkan hidupnya pada Dia, dan bukan tuhan yang mengijinkan kita untuk membenci dan menyakiti orang lain.
Mungkin jalan yang saya pilih ini salah, namun saya percaya akan pilihan saya dengan segala konsekuensinya. Bila memang konsep akan neraka dan surga seperti yang diajarkan agama itu ada dan ternyata pilihan saya ini salah sehingga membawa saya ke neraka sedangkan surga hanya untuk para pemeluk agama saja, maka tolong sampaikan salam saya pada Tuhan. Tolong katakan pada Nya “Saya selalu mencintai Nya dengan tulus.”

Opini 
dari study kasus di atas kepercayaan pada suatu agama pada setiap individu masih sangat kurang, mreka lebih percaya dengan Tuhan tetapi tidak percaya atau ragu terhadap agama. padahal untuk mengenal Tuhan kita harus belajar dari agama agar kita dapat menempuh jalan yang baik dan mengabdi apa yang di ajarkan Tuhan dalam agama setiap masing - masing individu

Sumber 
http://wikipedia.com(kelembagaan agama)

Selasa, 28 Desember 2010

Agama dan Masyarakat

1. Fungsi Agama 

  • Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
    Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia sentiasanya memberi penerangan kepada dunia(secara keseluruhan), dan juga kedudukan 
    manusia di dalam dunia. Penerangan dalam masalah ini sebenarnya sulit dicapai melalui indra manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahwa dunia adalah ciptaan Allah(s.w.t) dan setiap manusia harus menaati Allah(s.w.t).
  • Menjawab pelbagai pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
    Sebagian pertanyaan yang sentiasa ditanya oleh 
    manusia merupakan pertanyaan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya pertanyaan kehidupan setelah mati, tujuan hidup, soal nasib dan sebagainya. Bagi kebanyakan manusia, pertanyaan-pertanyaan ini sangat menarik dan perlu untuk menjawabnya. Maka, agama itulah fungsinya untuk menjawab soalan-soalan ini.
  • Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.
    Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok 
    manusia. Ini adalah karena sistem agama menimbulkan keseragaman bukan saja kepercayaan yang sama, melainkan tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
  • Memainkan fungsi peranan sosial.
    Kebanyakan agama di dunia ini menyarankan kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kode 
    etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi peranan sosial.
Study Kasus 



Rabu, 24 November 2010

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan 


MENGALIR ke masa depan bak banjir cepat yang penuh kekuatan dan daya hidup, dan terkadang menyerupai taman mempesona, alam semesta ini seperti buku yang dipersembahkan kepada kita untuk dipelajari, sebuah pameran untuk disaksikan, dan sebuah amanah yang dipercayakan kepada kita dengan kebolehan mengambil manfaat darinya. Dengan mempelajari makna dan isi amanah ini, kita harus menggunakannya dengan cara yang bermanfaat bagi generasi masa depan serta generasi sekarang. Jika kita mau, kita dapat mengartikan ilmu pengetahuan sebagai hubungan sebagaimana diidamkan di atas antara manusia dan dunia ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan adalah warisan bersama umat manusia, bukan milik pribadi dari orang-orang tertentu. Permulaannya dimulai dengan permulaan umat manusia. Ketika budaya intelektual Eropa mencapai kedewasaan yang memadai, yang sebagian besarnya dicapai melalui prestasi negara-negara selain-Eropa lainnya, ilmu-ilmu eksperimental secara khusus telah matang bagi perkembangan baru menyeluruh melalui Renaissance, Abad Kebangkitan.

Jika ilmu pengetahuan sejati berarti mengarahkan kecerdasan menuju kebahagian akhirat tanpa mengharapkan keuntungan materi, melakukan pengkajian tak kenal lelah dan terperinci tentang alam semesta untuk menemukan kebenaran mutlak yang mendasarinya, dan mengikuti metoda yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu, maka ketiadaan hal-hal tersebut memiliki arti bahwa ilmu pengetahuan tidak dapat memenuhi harapan kita. Meskipun biasanya dikemukakan sebagai pertikaian antara Kristen dan ilmu pengetahuan, pertikaian zaman Renaissance terutama adalah antara ilmuwan dan Gereja. Copernicus, Galileo, dan Bacon [dikemukakan sebagai] anti-agama. Kenyataannya, dapat kita katakan bahwa ketaatan mereka terhadap agama telah memunculkan cinta dan pemikiran untuk menemukan kebenaran.

Sebelum Kristen, Islam adalah pembawa obor pengetahuan ilmiah. Pemikiran agama yang memancar dari kebahagian akhirat, dan cinta serta semangat yang muncul dari pemikiran itu, yang disertai rasa kefakiran dan ketidakberdayaan di hadapan Pencipta Mahakekal, berada di balik kemajuan ilmiah besar selama 500-tahun yang tersaksikan di dunia Islam hingga akhir abad kedua belas. Gagasan ilmu pengetahuan berdasarkan Wahyu Ilahi, yang mendorong penelitian ilmiah di dunia Islam, dipersembahkan nyaris sempurna oleh tokoh-tokoh terkemuka zaman itu, yang tenggelam dalam pikiran tentang kebahagiaan akhirat, meneliti alam semesta tanpa kenal lelah untuk mencapai kebahagiaan akhirat. Ketaatan mereka kepada Wahyu Ilahi menyebabkan kecerdasan yang berasal dari Wahyu itu memancarkan cahaya yang memunculkan gagasan baru ilmu pengetahuan di dalam jiwa manusia.

Jika gagasan ilmu pengetahuan, yang diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat seolah merupakan bagian dari risalah Ilahi, dan yang dipelajari dengan semangat ibadah, tidak pernah terkena serangan Mongol yang menghancurkan serta terpaan Perang Salib yang tak berbelas kasih dari Eropa, maka dunia hari ini akan lebih tercerahkan, memiliki kehidupan intelektual yang lebih kaya, teknologi yang lebih sehat, dan ilmu pengetahuan yang lebih menjanjikan. Saya katakan ini karena gagasan Islam tentang ilmu pengetahuan menyatu dengan keinginan mencapai kebahagian akhirat, cita-cita akan manfaat bagi kemanusiaan, dan tanggung jawab dalam rangka meraih ridha Allah.

Cinta akan kebenaran mengarahkan penelitian ilmiah sejati. Ini berarti mendekati alam semesta tanpa pertimbangan keuntungan materi dan balasan duniawi, dan mengamati dan mengenalinya sebagaimana kenyataan sebenarnya. Sementara mereka yang dilengkapi dengan cinta seperti itu dapat mencapai tujuan akhir dari penelitian mereka, mereka yang terkena syahwat duniawi, cita-cita materi, prasangka ideologis, dan taklid buta terhadapnya, serta tidak mampu mengembangkan rasa cinta akan kebenaran apa pun, akan gagal, atau lebih buruk lagi, mengalihkan jalannya penelitian ilmiah dan menjadikan ilmu pengetahuan sebagai senjata mematikan untuk digunakan melawan kemampuan terbaik umat manusia.

Tiada kegiatan intelektual yang muncul dari dan diarahkan oleh hasrat duniawi dan kepentingan pribadi yang dapat benar-benar mendatangkan hasil bermanfaat bagi kemanusiaan. Jika hasrat yang mengotori jiwa serta perilaku tidak tepat seperti itu digabungkan dengan fanatisme dan prasangka ideologis, hal ini pasti akan menempatkan rintangan tak teratasi di jalan menuju kebenaran dan menuju penggunaan hasil kajian ilmiah agar bermanfaat bagi kemanusiaan. Oleh karena itu, cendekiawan, lembaga pendidikan, dan media massa harus bekerja untuk mengeluarkan penelitian ilmiah modern dari atmosfer yang tercemar mematikan akibat cita-cita materialistis dan fanatisme ideologis, dan mengarahkan ilmuwan menuju nilai-nilai kemanusiaan sejati. Langkah pertama adalah membebaskan pikiran dari takhayul dan fanatisme ideologis dan membersihkan jiwa dari keinginan mendapatkan balasan dan keuntungan duniawi. Ini juga adalah prasyarat pertama untuk memastikan kebebasan sejati dalam berpikir dan menghasilkan ilmu pengetahuan yang baik. Setelah memerangi "kependetaan" dan gagasan keliru yang dibangun atas nama agama, dan setelah menyalahkan mereka atas kemunduran, kepicikan, dan fanatisme, ilmuwan harus bekerja keras agar senantiasa bebas dari menjadi sasaran tuduhan serupa.

Tidak ada perbedaan antara penindasan intelektual dan ilmiah yang timbul dari hasrat kepentingan dan kekuasaan dengan fanatisme ideologis dan pemikiran sempit yang didasarkan pada gagasan agama yang keliru dan menyimpang serta dipegangnya kendali kekuasaan oleh kaum agamawan. Nama asli dari agama yang diturunkan Allah senantiasa adalah Islam, yang berarti kedamaian, keselamatan dan ketaatan kepada Allah. Hal ini benar, apakah itu diajarkan oleh Musa atau Isa, atau disampaikan oleh Muhammad. Islam mendakwahkan dan menyebarkan sopan santun, hormat terhadap nilai-nilai kemanusiaan, cinta, toleransi, dan persaudaraan. Banyak ayat Al-Qur’an mendorong pengkajian alam semesta, yang dipandangnya sebagai tempat pameran karya-karya Ilahi. Selain itu, Al-Qur’an meminta orang merenungkan penciptaan dan ciptaan, dan menggunakannya secara bertanggungjawab, bukan dengan cara jahat dan merusak. Ketika mempelajarinya dengan pikiran terbuka, kita memahami bahwa Al-Qur'an menganjurkan mencintai ilmu pengetahuan dan kemanusiaan, keadilan dan ketertiban. Pada tataran relatif lebih kecil berupa pemanfaatan ilmu pengetahuan dan hasil-hasilnya demi meraih kekuasaan dan cita-cita duniawi dengan menindas orang lemah, sebagian orang telah menggunakan Al-Qur'an untuk membenarkan kebencian dan permusuhan nurani gelap mereka. Sayangnya, di tangan orang-orang yang ingin menghabisi Islam, sikap tersebut telah digunakan untuk menggambarkan Islam sebagai agama kebencian, permusuhan, dan dendam.

Islam secara harfiah berarti perdamaian dan keselamatan. Nabi mengartikan Muslim sebagai seseorang yang dengannya orang lain merasa aman dan selamat akibat perbuatan tangan dan lidahnya; dan mukmin (orang beriman), berasal dari kata “amn” (keamanan dan keselamatan), sebagai seseorang yang meyakini dan memberikan jaminan keamanan, ketertiban, keadilan, cinta, dan pengetahuan. Melalui cahaya yang dipancarkan Islam, banyak orang telah membaktikan hidup mereka untuk kebahagiaan orang lain dengan mengorbankan kepentingan pribadi, dan banyak yang lainnya telah membulatkan diri membimbing umat manusia menuju kebahagiaan akhirat.

Didirikan di atas Al-Qur’an, Islam telah membangun ilmu pengetahuan dan pencariannya di atas landasan niat menemukan makna keberadaan alam semesta dalam rangka mencapai Sang Pencipta, dan untuk mendatangkan manfaat bagi kemanusiaan, bahkan bagi semua ciptaan, serta untuk menjiwainya dengan keimanan, cinta, dan sikap mementingkan kebaikan bagi orang lain. Inilah yang kita pelajari dari Al-Qur'an, kehidupan teladan Nabi, dan perilaku dari banyak sosok yang meneladaninya secara sempurna dalam hal pikiran dan tindakan. 





Study Kasus 

Angka Pengangguran Jadi Ancaman

Selasa, 19 Oktober 2010 - 08:02 wib

Ilustrasi
JAKARTA - Laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang cepat setiap tahunnya dapat memberikan ancaman untuk menciptakan pengangguran baru.

Staf Khusus Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas Dedy Masykur Riyadi mengatakan, data yang dilansir Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang menyebutkan laju pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1,49 persen per tahun atau di atas proyeksi pemerintah yang menetapkan di kisaran 0,74-1,18 persen per tahun menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah.

“Persoalannya tidak sebatas jumlah penduduk saja, tapi yang jadi soal adalah ketenagakerjaan. Imbasnya akan ke sana,”kata Dedy di Jakarta.

Bappenas,kata dia,sudah memprediksi bahwa laju pertumbuhan penduduk akan melebih proyeksi yang ditentukan sebelumnya.Hasil kajian yang dilakukan oleh Bappenas pada tahun 2005,menunjukkan fenomena terjadinya laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi.

Saat itu, sudah diprediksi bahwa realisasi pertumbuhan penduduk akan lebih tinggi dibanding proyeksi pemerintah. Dia tidak menampik kemungkinan jumlah pengangguran akan bertambah banyak seiring meningkatnya jumlah penduduk dan usia produktif.

“Pada tahun 2014 dan 2015, dalam istilah kependudukannya disebut window soft opportunity di mana saat itu usia produktif sangat tinggi,”kata Dedy.

Akibatnya, pemerintah perlu bekerja keras untuk mengimbanginya dengan ketersediaan lapangan pekerjaan.Jika hal ini tidak dilakukan sejak sekarang,maka angka pengangguran akan membeludak dan diyakini akan mengganggu perekonomian di Indonesia. Dia mengatakan, pemerintah harus mendorong penciptaan peluang kerja,khususnya untuk sektorsektor yang banyak menyerap tenaga kerja. Sektor industri, lanjut dia, diyakini mampu menjawab tantangan tersebut.

“Kegiatan industri yang mampu menyerap banyak tenaga kerja menjadi tantangan dan harus menjadi perhatian sejak sekarang.Ini salah satu fokus pemerintah soal pro job,” singkatnya.

Dedy menilai,salah satu penyebab lonjakan pertumbuhan penduduk adalah kurang efektifnya program keluarga berencana (KB) yang sebetulnya didesain untuk meminimalisasi laju pertumbuhan penduduk.

Lonjakan pertumbuhan penduduk,diakui makin sulit dibendung dan dikendalikan karena pemerintah belum memiliki skema lain yang diyakini mampu menahan pertumbuhan penduduk. “Dulu ada transmigrasi,tapi juga tidak berhasil.Satu-satunya cara hanya lewat revitalisasi KB.Kita sudah tidak bisa memaksakan orang untuk KB seperti dulu, "ujarnya.




Opini 

menurut saya, ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan setiap individu jika ingin mempunyai masa depan yang baik dan cerah. dari study kasus di atas terbukti bahwa negara kita masih kurang dalam hal ilmu pengetahuan dan pendidikannya, maka dari itu setiap tahun tingkat pengangguran di negara Indonesia makin tinggi.
kita sebagai penerus bangsa haruslah bisa membuat negara kita ini maju dan menjahui dari keterpurukan dalam hal pendidikan 
dengan diadakannya sekolah gratis untuk daerah perkampungan sepertinya sudah sangat membantu tinggal individunya saja yang menjalankannya
karena dengan niat setiap individu maka negara kita akan di jauhkan dari pengangguran.


Sumber



























Yeseren Dusunceler, Izmir 1996, hal. 172-178
http://economy.okezone.com/read/2010/10/19/20/383855/angka-pengangguran-jadi-ancaman



Kamis, 18 November 2010

Pertentangan - Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat

Kepentingan individu untuk memperoleh kasih sayang

Kasih sayang sebenarnya bukan hal yang baru dalam kehidupan seorang muslim, namun menjadi baru dalam pemaknaan dan penerapan di kehidupan sehari-hari. Setiap hari seorang muslim mengucapkan basmallah dalam sholat dan setiap aktifitas, namun karena kurang kesadaran dalam pemaknaan, mendorong tidak aplikatif dalam kehidupannya. Realitas kehidupan menunjukkan kecenderungan umat Islam yang mengenal ajaran Islam belum berbanding lurus dengan kwalitas penerapan. Kondisi tersebut memberikan implikasi yang kurang kondusif dalam pendidikan keluarga. Hal-hal yang dapat menyebabkan pendidikan keluarga kurang kondusif bagi anak adalah sebagai berikut:


1. Kasih sayang orangtua belum tepat
Tidak sedikit orang tua yang tak segan-segan membelikan motor kepada anak yang belum cukup umur dengan alasan sayang kepada anaknya. Orang tua khawatir kalau anaknya terlambat masuk sekolah. Alasan kehawatiran ini telah menutup mata hati orang tua untuk mengijinkan anaknya mengendarai sepeda motor tanpa SIM (Surat ijin Mengendarai).
Kondisi tersebut dapat menanamkan kebiasaan untuk melanggar aturan (tidak tertib) berlalulintas di jalan. Anak akan merasa bebas bertindak sehingga berani melawan kemapanan kehidupan, indisipliner dan pembenaran diri. Aktifitas anak-anak selanjutnya dapat mengarah kepada pembentukan grup seperti memasuki gang motor atau masuk kelompok punk yang berpakaian hitam dengan model rambut dan aksesoris yang khas tidak wajar.
Orang tua harus ikut menanamkan nilai-nilai religius yaitu mengawali kegiatan mulia mencari ilmu dengan menjauhkan diri dari hal-hal yang salah, apalagi dosa. Secara psikologis berkendaraan tanpa memiliki SIM akan mempengaruhi ketenangan dan kepercayaan diri. Apalagi bila bertemu polisi mereka akan merasakan kegelisahan, kekhawatiran bahkan ketakutan. Tidak sedikit yang akhirnya mengalami kecelakaan di jalan raya.
Ketika anak meminta dibelikan sepeda motor sebenarnya dapat merupakan kesempatan orangtua untuk menjalin komunikasi yang didasari kasih sayang. Pada saat seperi itulah kondisi yang tepat untuk berdiskusi tentang resiko, kerugian dan keuntungan, baik dan buruk, salah dan dosa. Dengan diskusi yang menggunakan pendekatan kasih sayang akan menumbuhkan kepercayaan kepada anak dan membentuk tali kasih sayang sejati. Yaitu suatu ikatan komunikasi yang saling percaya dan menghargai antar dua generasi orangtua dengan anak.

2. Pemahaman orangtua yang belum lengkap tentang perkembangan anak.
Komunikasi akan berjalan dengan baik manakala orangtua memahami perkembangan psikologis anak. Kurangnya pemahaman terhadap perkembangan anak akan menimbulkan kesalahan dalam melayani yang dapat berakibat kegagalan mendidik anak.
Seorang anak bisa jadi memiliki semua potensi kecerdasan namun sampai batas-batas tertentu. Artinya tidak semua kecerdasan yang dimiliki anak sampai pada tingkat tertinggi. Orangtua yang kurang memahami hal ini, akan menutup kesempatan bagi anak mereka untuk mengembangkan potensi yang sebenarnya dimilikinya.
Akibatnya orangtua seringkali salah memberikan layanan pendidikan dan kasih sayang, baik penghargaan maupun pujian. Anak yang menunjukkan prestasi akademis dipuja-puja, sementara ketika gagal atau mendapatkan nilai kecil di sekolahnya orang tua kecewa atau bahkan marah-marah. Begitu juga ketika anak rajin sholat atau berhasil mejalanakan ibadah puasa belum banyak penghargaan dan pujian yang tulus dari orangtua.

3. Persepsi orangtua yang keliru terhadap pendidikan anak.
Tidak sedikit orangtua yang menyekolahkan anak tanpa dibarengi dengan rasa tanggung jawab. Anak kurang memperoleh pengawasan dan kontrol selama menempuh pendidikan disekolah. Biasanya sebatas mengetahui anaknya berangkat dan pergi ke sekolah. Secara sepenuhnya membebankan tanggung jawab mendidik anak-anak mereka pada sekolah.
Anggapan tersebut terjadi karena orangtua memiliki persepsi bahwa menyekolahkan anak hanyalah amanah bukan investasi. Mereka adalah investasi di dunia dan di akherat. Keberhasilan anak dalam kehidupan dapat menjadi kebanggaan orangtua, negara, dan agama. Sedangkan investasi di akherat adalah keberhasilan pendidikan yang mampu membuat anak menjadi shaleh.
Persepsi orangtua yang seperti itu akan mendorong mereka untuk memilih sekolah yang mampu mengembangkan semua potensi kecerdasan anak. Ia akan terus mengawasi dan mengontrol anaknya. Ia akan menjadikan lembaga pendidikan sebagai mitra dalam mendidik anak, sehingga pendidikan menjadi tanggung jawab bersama sekolah dan orangtua.
Pendekatan kasih sayang dalam mendidik akan memotivasi orangtua melakukan upaya-upaya perbaikan dengan belajar sepanjang hayat untuk membantu perkembangan anaknya. Begitu pula perlakuan orangtua yang berupa kelembutan dan keramahan tidak hanya mendapatkan penghargaan dari anak yang berupa kepercayaan. Bahkan Allah SWT memberikan apresiasi kepada orang-orang yang memiliki kelembutan dan keramahan.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Turmidzi dengan terjemahannya yaitu: “Apakah kalian ingin mengetahui siapakah orang yang diharamkan untuk masuk dalam neraka dan siapakah orang yang diharamkan bagi neraka untuk mendekatinya? Sesungguhnya diharamkan atas orang-orang yang ramah pada sesama, lemah lembut, dan suka membantu sesamanya”.


Study Kasus :

Anak bunuh ibu angkat

JAKARTA - Syid (11), menjadi tersangka utama dalam kasus pembunuhan Etty Rochyati (55), ibu angkatnya. Keberingasan Syid diduga dipengaruhi oleh minimnya belaian kasih sayang yang diberikan orangtua angkatnya.

Psikolog anak Tika Bisono berpendapat demikian. "Bisa saja ini dampak emosonal. Tapi pada dasarnya luapan emosi itu tidak akan sampai pada tindak kekerasan. Menurut saya, pasti ada rentetan peristiwa yang membuat emosi si anak meledak hingga terjadi perbuatan kriminal," ujar Tika kepada
okezone, Jumat (16/10/2009).

Syid adalah anak korban tsunami Aceh dan Nias 2005 silam yang kehilangan kedua orang tuanya. Syid kemudian diadopsi oleh pasangan Amir Hamzah dan Etty Rochyati.

Menurut Tika, anak-anak hasil adopsi sudah seharusnya mendapat perlakuan wajar, bahkan istimewa layaknya anak kandung


Opini :
dari study kasus di atas, kasih sayang sangat di butuhkan sekali dari orang tua terhadap anaknya, maka dari itu setiap orang tua wajib dan harus memberikan kasih sayang terhadap anaknya sendiri.
karena dengan adanya kasih sayang terhadap seseorang individu maka individu tersebut akan hidup bahagia sesuai dengan apa yang dia inginkan, tapi jika seseorang anak tidak di berikan kasih sayang maka seseorang akan melakukan hal nekat untuk memperoleh kasih sayang tesebut.
bahkan dari study kasus di atas anak sampai membunuh ibu angkatnya lantaran kurang di pedulikan dan diberi kasih sayang.


sumber :

Pertentangan - Pertentangan Sosial

Rabu, 10 November 2010

Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan


1. PENGERTIAN MASYARAKAT 
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah, keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat
Dalam ilmu sosiologi kita kit mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu masyarakat paguyuban dan masyarakat petambayan.Masyarakat paguyuban terdapat hubungan pribadi antara anggota- anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin antara mereka.Kalau pada masyarakat patambayan terdapat hubungan pamrih antara anggota-angota nya.
Unsur-unsur suatu masyarakat
a.Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak
b.Telaah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu.
c.adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Bila dipandang cara terbentuk nya masyaraka:
1.Masyarakat paksaan,misalnya negara, masyarakat tawanan
2.Masyarakat mardeka
a).Masyarakat natur,yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendiri nya, seperti:geromboklan (harde), suku (stam), yang bertalian karena hubungan darah atau keturunan.
b).Masyarakat kultur,yaitu masyarakat yang terjadi karena kapantingn kedunian ataukepercayaan.
Masyarakat dipandang dari sudut Antropologi terdapat dua type masyarakat:
1)Masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, belum mengenal pembagian kerja, belum mengenal tulisan, dan tehknologi nya sederhana.
2).Masyarakat sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala
barmasyarakat bidang, kerena pengetahuan modern sudah maju,tehknologi pun sudah berkembang,dan
sudah mengenaltulisan.

SUMBER :

2. SYARAT-SYARAT MENJADI MASYAKAT 
a. seseorang harus dapat mempunyai kebiasaan kerjasama dalam kelompok.
b. seseorang harus dapat hidup bersama dalam budaya yang berbeda.
c. seseorang dapaf berfikir dengan logis.

3. PENGERTIAN MASYARAKAT KOTA 
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
i. Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
ii. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain (Individualisme).
iii. Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
iv. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
v. Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
vi. Perubahan-perubahan tampak nyata  dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

Sumber : Ahmadi, Abu, Drs. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.

STUDY KASUS :
Nilai-nilai  solidaritas  sosial   pada  masyarakat desa transisi: 
(1) tumbuh dari pertautan (integrasi) antara  nilai   tradisi  lokal  dengan  nilai  modern,  akibat terjadinya  interaksi antar kedua warga tersebut, (2) Nilai-nilai solidaritas yang memiliki kearifan lokal pada masyarakat dusun dan masyarakat perumahan yang positif harus dipelihara seiring dengan  banyaknya pembangunan perumahan baru di wilayah  pedesaan,  karena  nilai-nilai   tersebut  cenderung meningkatkan  partisipasi  dalam pembangunan. Pihak  pengembang perumahan berkewajib-an mengontrol dan melakukan kerjasama   dengan  aparat  desa  dan  tokoh  masyarakat  di lingkungan masing-masing   terhadap   proses  sosial  yang berkembang dipemukiman baru,  agar segala gejala negatif yang muncul dapat segera  diantisipasi,  misalnya  gejala  segregasi   sosial   (mengabaikan  kelangsungan   sosial  dan  budaya  karena  menurut   perhitungan   ekonomi  dianggap  tidak  menguntungkan developer), konflik  sosial,  dan  dislokasi  sosial  (perubahan pemukiman penduduk dalam jumlah besar dan waktu relatif cepat) sehingga menimbulkan masalah sosial.


OPINI DAN SARAN :
menurut pendapat saya, dari study kasus di atas jelas masyarakat kota sangat membedakan diri dengan masyarakat desa, dikarenakan masyarakat desa yang cenderung membangun rumah dan dagangan sesukanya sehingga merugikan bagi masyarakat kota. maka dari itu setiap masyarakat harus saling peduli dan tidak membedakan satu sama lainnya. 







Copyright © 2010 Roy Heuward | Design : Noyod.Com | Images: Moutonzare