Rabu, 24 April 2013

Analisa Leksikal



Analisa Leksikal Program Biodata Pada C++


KODING INPUT :

#include <iostream.h>
#include <conio.h>
void main()
{
int umur;
char nama[30];
clrscr();
cout << "Masukkan nama : ";
cin >> nama;
cout << "Masukkan tahun lahir : ";
cin >> umur;
umur = 2012 - umur;
cout << "Umur "<<nama<<", tahun 2012 adalah "<<umur<<" tahun"<<endl;
getch();
}

Hasil Outputnya sbb :

Masukkan nama : Roy Heuward
Masukkan tahun lahir : 1992
Umur Roy Heuward, tahun 2013 adalah 21 tahun

Hasil analisa leksikal :

Int umur untuk menyatakan variabel umur sebagai integer.
variabel nama dinyatakan sebagai karakter dengan jumlah maksimal 30 karakter.
cout berfungsi untuk menampilkan tampilan.
cin berfungsi untuk memasukkan inputan yang dimasukkan oleh user ke dalam variabel tertentu.

Pada contoh diatas pertama user akan memasukkan nama kemudian nama user tersebut akan dimasukkan ke dalam variabel nama. Lalu yang keduanya juga sama, setelah user memasukkan tahun lahir makan tahun tersebut akan dimasukkan ke dalam variabel umur.





Poses Pengisian KRS

Pada tugas ini saya menganalisa pada bahasa pemmrograman star UML. Pada sistem tersebut terdapat 3 actor, dimana actor tersebut adalah mahasiswa, petugas PSMA 1 dan petugas PSMA 2. Untuk sistem tersebut memiliki beberapa proses yang harus dijalankan. Berikut langkah-langkahnya :
·         Proses pertama adalah mahasiswa harus memberikan blanko semester yang bersangkutan atau KTM untuk memenuhi syarat dalam pengisian KRS kepada PSMA 1.
·         Setelah itu petugas akan memeriksa kebenaran dari blanko yang diserahkan oleh mahasiswa.
·         Setelah persyaratan di cek maka petugas PSMA 1 akan memerintahkan mahasiswa tersebut untuk mengikuti langkah selanjutnya dalam pengisian KRS.
·         Setelah itu maka mahasiswa diminta untuk mencetak KRS.
·         Pada bagian cetak KRS,itu adalah tugas dari petugas PSMA 2. pada saat ingin mencetak KRS, berikan blanko yang telah di periksa oleh petugas PSMA 1.
·         Kemudian serahkan foto untuk di cap dengan KRS nya.
·         Setelah itu maka pengisian KRS sudah selesai. 

Minggu, 14 April 2013

Macam Penulisan



CARA MENILAI AUTORITAS

Apa yang harus dilakukan bila seseorang sedang menghadapi kenyataan bahwa pendapat berbagai autoritas itu berbeda? Yang dapat dilakukan adalah membandingkan autoritas itu, mengadakan evaluasi atas pendapat tersebut untuk menemukan suatu pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menilai suatu autoritas, penulis dapat memilih beberapa cara pokok sebagai berikut :


a.      Tidak Mengandung Prasangka

Tidak mengandung prasangka artinya pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya. Pengertian tidak mengandung prasangka yaitu autoritas tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data eksperimennya.
Untuk mengetahui apakah autoritas tidak memperoleh keuntungan pribadi dari pendapat atau kesimpulannya, penulis harus memperhatikan apakah autoritas mempunyai interes yang khusus; apakah dia berafiliasi dengan sebuah ideologi yang menyebabkan selalu condong kepada ideologi. Bila faktor itu mempengaruhi autoritas maka pendapatnya dianggap suatu pendapat yang objektif.

b.      Pengalaman dan Pendidikan Autoritas
Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.

c.        Kemashuran dan Prestise
Faktor ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain. Apakah ahli menyertakan pendapatnya dengan fakta yang menyakinkan.

d.       Koherensi dengan Kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu. Untuk memperlihatkkan bahwa penulis benar-benar siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan, jangan berdasarkan pada satu autoritas saja, maka hal itu memperlihatkan bahwa penulis kurang menyiapkan diri.


SILOGISME KATEGORIAL


Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
 Contoh:
   Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
   Aksia adalah tumbuhan (premis minor).
 Aksia membutuhkan air (Konklusi)

Hukum-hukum Silogisme Katagorik.
Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
Contoh:
   Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor).
   Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor).
 Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).
Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.

Contoh:
   Semua korupsi tidak disenangi (mayor).
   Sebagian pejabat korupsi (minor).
 Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).
Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.

Contoh:
   Beberapa politikus tidak jujur (premis 1).
   Bambang adalah politikus (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin tidak jujur (konklusi).
Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif.

Contoh:
   Kerbau bukan bunga mawar (premis 1).
   Kucing bukan bunga mawar (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak mempunyai kesimpulan
Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.
Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.

Contoh:
   Kerbau adalah binatang.(premis 1)
   Kambing bukan kerbau.(premis 2)
 Kambing bukan binatang.


SILOGISME HIPOTETIK

Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
   Jika hujan saya naik becak.(mayor)
   Sekarang hujan.(minor)
 Saya naik becak (konklusi).
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.

Contoh:
   Jika hujan, bumi akan basah (mayor).
    Sekarang bumi telah basah (minor).
 Hujan telah turun (konklusi)
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.

Contoh:
   Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
   Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
 Kegelisahan tidak akan timbul.
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.

Contoh:
   Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
   Pihak penguasa tidak gelisah.
 Mahasiswa tidak turun ke jalanan.
Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, maka hukum silogisme hipotetik adalah:
Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.


 
SILOGISME ALTERNATIF


Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
   Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
   Nenek Sumi berada di Bandung.
 Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

ENTIMEN


Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contoh entimen:
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itberhak menerima hadi

Copyright © 2010 Roy Heuward | Design : Noyod.Com | Images: Moutonzare