Selasa, 15 Maret 2011

MANUSIA DAN KEADILAN

BAB 7
MANUSIA DAN KEADILAN

A.   KEADILAN

Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan 
diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu 
sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang terschut 
mempunyai kesarnaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus 
memperoleh benda atau hasil yang sama. kalau tidak sama, maka masing-masing orang akan 
menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran terhadap proporsi tersebut berarti 
ketidak adilan. 
Keadilan oleh Plato diproyeLsikan pada diri manusia schingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan pcrasaannya dikendalikan olch akal. Lain lagi pendapat Socrates yang memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan tercipta bilamana warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Mengapa diproycksikan pada pemerintah, schab pemerintah adalah pimpinan pokok yang mencntukan dinamika masyarakat. 

Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama. 

B. KEADILAN SOSIAL

Berbicara tentang keadilan, Anda tentu ingat akan dasar negara kita ialah Pancasila. Sila kelima Pnacasila, berbunyi : "keadilan social bagi selunth rakyat Indonesia." 
Dalam dokumen lahimya Pancasila diusulkan oleh Bung Kamo adanya prinsip kesejahteraan sebagai salah satu dasar negara. Selanjutnya prinsip itu dijelaskan sebagai prinsip "tidak ada kerniskinan di dalam Indonesia merdeka". Dan usul dan penjelasan itu nampak adanya pembauran pengertian kesejahteraan dan keadilan. 

Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni : 
1) perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesarna, menjaaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta
menghonnati hak-hak orang lain.
3) sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
4) sikap suka bekerja kerns
5) sikap menghargai hasil karya orang lain yang bemianfaat untuk mencapai kemajuan dan
kesejahteraan bersama

Keadilan dan ketidak adilan tidak dapat dipisahkan dalarn kehidupan manusia karena dalam ludupnya manusia menghadapi keadilan / ketidakadilan setiap hari. Oleh sebab itu keadilan dan ketidakadilan, menimbulkan daya kreativitas manusia. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi ketidakadilan, seperti drama, puisi, novel, musik dan lain-lain. 


C. BERBAGAI MACAM KEADILAN

1. Keadilan legal atau keadilan moral
2. Keadilan distributive
3. Keadilan komutatif


D. KEJUJURAN

Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya 
apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu 
adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari 
perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan 
perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena 
itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir malalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat. 
Seseorang yang tidak menepati niatnya berarti mendustai diri sendiri. Apabila niat telah 
terlahir dalam kata-kata, padahal tidak ditepati, maka kebohongannya disaksikan orang lain. 
Sikap jujur perlu dipelajari oleh setiap orang, sebab kejujuran mewujudkan keadilan, sedang 
keadilan mununtut kemuliaan abadi, jujur memberikan keberaniaan dan ketentranian Kati, 
serta menyucikan lagi pula membuat luhumya budi pekerti. Seseorang mu'tahil dapat memeluk 
agama dengan sempuma, apabila lidahnya tidak suci. Teguhlah pada kebenaran, sekalipun 
kejujuran dapat merugikanmu, serta jangan pula berdusta, walaupun dustamu dapat 
menguntungkanmu. 


E. KECURANGAN

Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atad tidak jujur, dan sama pula 
dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagai lawan jujur. 
Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan 
yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya 
dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Orang seperti itu biasanya tidak 
senang bila ada yang melebihi kekayaannya. Padahal agama apapun tidak membenarkan 
orang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain, lebih lagi 
mengumpulkan harta denganjalan curang. Hal semacam itu dalam istilah agama tidak diridhoi 
Tuhan. 


F. PEMULIHAN NAMA BAIK

Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika is menjadi teladan bgai orang/tetangga disekitamya adalah suatu kebanggaan batin yang tak temilai harganya. 

Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia, yaitu : 
a) manusia menurut sifat dasamya adalah mahluk moral 
b)ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang hams dipatuhi manusia untuk mewujudkan 
dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut. 

Pada hakekatnya, pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak. 


G. PEMBALASAN

Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. reaksi itu dapat berupa peeouatan 
yang senipa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang. Dalam Al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa 'Khan mengadakan pembalasan. Bagi yang bertakwa kepada Tuhan diberikan pembalasan dan bagi yang mengingkari perintah Tuhanpun diberikan pembalasan dan pembalasan yang diberikanpun pembalasan yang seimbang, yaitu siksaan di neraka. 
Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang beisahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. 
Pada dasamya, menusia adalah mahluk moral dan mahiuk sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah pebuatan yang melanggar atau mempeikosa hak dan kewajiban manusia lain. 
Oleh karena tiap manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2010 Roy Heuward | Design : Noyod.Com | Images: Moutonzare